Senin, 13 November 2017

kenabian

                                                     Kenabian

Menjelang usia'a yang ke empat puluh tahun (40thn) , muhammad sering menyendiri dan berkholawat di goa hiro 

     # Goa hiro yaitu : goa yang berada di gunung yang terletak di dekat mekah . di sanalah, beliau menghabiskan waktu selama beberapa hari dan bermalam malam .

      # Pada malam ke dua puluh satu dari bulamn ramadhan .....yaitu ketika beliau berada di goa hiro dan telah berusia 40 thn , beliau di datangoi nmalaikat jibril yang seraya berkata kepada'a " bacalah !", beliau ,menjawab: "saya tidak bisa membaca ". jibril mengulangi perintah ini untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya . Dan yang pada ke 3 kalinya , j9ibril berkata : 

    # dan turun lah surat ( qs. al- alaq. :1-5) 










                                                                                                              X:@LIF

perjalanan nabi muhammad ketika isro mi'raj

Kisah Perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW - Assalamu’alaikum…. Selamat berjumpa lagi dengan semua teman-teman dunia maya. Sebelumnya terima kasih buat teman-teman yang sudah berkunjung ke blog aku.

Pada postingan kali ini, aku ingin sedikit berbagi dengan teman-teman semua tentang kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.  Setelah mencari referensi tentang isra’ mi’raj dari berbagai sumber, Alhamdulillah akhirnya aku bisa berbagi lagi dengan teman-teman semua. Langsung saja ya dibaca tulisannya.

Pada kenyataan yang berkembang di masyarakat, tentunya kita mengetahui bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj dalam pandangan mereka adalah merupakan satu peristiwa. Mereka mengartikan dan menggabungkan Isra’ Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra’ dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda.

Pengertian Isra dan Mi’raj
Isra’ Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk menunaikan shalat lima waktu dalam sehari semalam.

Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerima perintah di hadirat Allah SWT.

Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan maka disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan, Nabi Muhammad SAW ditemani Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq. Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu singkat, yaitu hanya dalam satu malam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang popular hingga saat ini.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika itulah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti itu. Walaupun begitu, peristiwa itu juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Sejarah/Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai Buraq bersama Jibril.
Jibril berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.

Rasulullah pun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang?”

“Tidak tahu”, kata Rasululullah.

“Engkau berada di Madinah, di sanalah engkau akan berhijrah“, kata Jibril.

Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa AS ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa AS menerima wahyu, lalu ke Baitullahmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS. Kemudian terjadilah peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad SAW untuk disucikan dengan air zamzam oleh Malaikat Jibril di samping Ka’bah sebelum berangkat ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.

Sesampainya di Yerussalem, Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah Rasulullah memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasulullah bertanya : “Siapakah mereka ?”

“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.

Nabi Muhammad SAW kemudian menjadi imam bagi nabi-nabi terdahulu ketika melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di Masjidil Aqsa. Jibril membawa dua gelas minumam berisi susu dan arak, Nabi Muhammad SAW memilih susu sebagai isyarat bahwa umat Islam tidak akan tersesat.

Kemudian Jibril membimbing Rasulullah ke sebuah batu besar, tiba-tiba Rasulullah melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju ke langit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.

Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13-18).

Di langit pertama, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam AS, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa AS dan Yahya A.S, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf AS, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa A.S dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim A.S.

Dari Sa’id bin Al Musayyib, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

« حِينَ أُسْرِىَ بِى لَقِيتُ مُوسَى – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – ». فَنَعَتَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِذَا رَجُلٌ – حَسِبْتُهُ قَالَ – مُضْطَرِبٌ رَجِلُ الرَّأْسِ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ – قَالَ – وَلَقِيتُ عِيسَى ». فَنَعَتَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِذَا رَبْعَةٌ أَحْمَرُ كَأَنَّمَا خَرَجَ مِنْ دِيمَاسٍ ».
- يَعْنِى حَمَّامًا – قَالَ « وَرَأَيْتُ إِبْرَاهِيمَ – صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ – وَأَنَا أَشْبَهُ وَلَدِهِ بِهِ – قَالَ – فَأُتِيتُ بِإِنَاءَيْنِ فِى أَحَدِهِمَا لَبَنٌ وَفِى الآخَرِ خَمْرٌ فَقِيلَ لِى خُذْ أَيَّهُمَا شِئْتَ. فَأَخَذْتُ اللَّبَنَ فَشَرِبْتُهُ . فَقَالَ هُدِيتَ الْفِطْرَةَ أَوْ أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ أَمَا إِنَّكَ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ ».

“Ketika aku diisra’kan (diperjalankan), aku bertemu Musa ‘alaihis salam.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifatinya dengan mengatakan bahwa ia adalah pria yang tidak gemuk yang berambut antara lurus dan keriting serta terlihat begitu gagah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku pun bertemu ‘Isa.” Lalu beliau mensifati ‘Isa bahwa ia adalah pria yang tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek, dan kulitnya kemerahan seakan baru keluar dari kamar mandi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku pun bertemu Ibrahim -shalawatullah ‘alaih- dan aku adalah keturunan Ibrahim yang paling mirip dengannya. Aku pun datang dengan membawa dua wadah. Salah satunya berisi susu dan yang lainnya khomr (arak). Lantas ada yang mengatakan padaku, “Ambillah mana yang engkau suka.” Aku pun memilih susu, lalu aku meminumnya.” Ia pun berkata, “Engkau benar-benar berada dalam fithrah. Seandainya yang kau ambil adalah khomr, tentu umatmu pun akan ikut sesat.” (HR. Muslim no. 168).

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al Isra (17):1)

Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril. Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milik Allah, segala Rahmat dan kebaikan“.

Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.

Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh.”

Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan umatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.

“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari-Ku”. Nabi kemudian menerima perintah untuk membawa amanah Allah berupa shalat 50 waktu dalam sehari semalam untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya.

Kemudian Rasulullah turun ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan pulang di langit keenam, beliau bertemu Musa A.S. Terjadilah percakapan di antara keduanya, Musa menanyakan apa yang dibawa Muhammad setelah menghadap Allah. Muhammad kemudian menjelaskan mengenai perintah untuk melakukan shalat 50 waktu dalam sehari semalam. Musa lantas menyuruh Muhammad untuk kembali menghadap Allah dan meminta keringanan.

Muhammad lantas kembali kehadirat Allah untuk meminta keringanan. Permintaan tersebut dikabulkan, perintah salat diturunkan menjadi 45 kali. Setelah itu Muhammad kembali dan bertemu lagi dengan Musa. Dikisahkan Nabi Muhammad SAW sempat beberapa kali pulang pergi untuk meminta keringanan shalat, hingga akhirnya turun menjadi lima kali dalam waktu sehari semalam.

Setelah perintah shalat diturunkan menjadi lima waktu dalam sehari semalam, dikisahkan bahwa Nabi Musa masih menyuruh Muhammad untuk meminta keringanan. Tapi Nabi Muhammad tidak berani lagi melakukannya karena malu pada Allah, ia pun rela dan ikhlas dengan ketentuan tersebut. Nabi akhirnya kembali dengan membawa perintah shalat selama lima waktu yang kita kenal sebagai salat Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya.

Kemudian Jibril berkata: “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk-Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.

Lalu Rasulullah memuji Allah atas semua itu.

Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu di sana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampailah di surga dengan izin Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat di surga apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak terlintas di hati manusia. Semua itu membuat Rasul kagum dan untuk mengejar surgalah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasululullah diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke Masjidil Haram menjelang subuh.

isro mi'roz nabi muhammad saw.

KISAH PERJALANAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

 Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW – Seringkali di kalangan masyarakat kita, dalam mendefinisikan isra dan mi’raj, mereka menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk meluruskan hal tersebut, pada kesempatan ini saya bermaksud mengupas tuntas pengertian isra dan mi’raj, sejarah isra mi’raj nabi muhammad SAW serta hikmah dari perjalanan isra’ mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW.


Pengertian / Definisi Isra dan Mi’raj


Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.


Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.


Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.


Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.




Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.



tutorial menginstal komputer

tutorial menginstal komputer
1.nyalakan atau restarkomputer
2akan muncul tampilan menu bios sepetri gambar di bawah ini
3anda akan melihat tampilan di bawah ini
4agar bisa booting dari cd/dvd, anda perlu menempatkan cd/rom drive berada di urutan teratas

Kamis, 23 Februari 2017

AQIDAH AKHLAK

Judul          : AQIDAH AKHLAK

Pengarang  : Drs. H. Hamzah tualeka ZN.M.Ag.

Halaman    : 2-5

Penerbit     : PT. BINTANG ILMU



A. MAKNA IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH


Secara etimologi,kata"RASUL" berasal dari bahasa arab yaitu dari kata"ARSALA",yang artinya mengutus,setelah dibentuk menjadi kata"RASUL" maka berarti yang di utus atau utusan. Maka hal ini seorang rasul adalah seorang yang di utus oleh allah swt. Menyampaikan misi,pesan atau risalah.

   Adapun secara terminologi, rasul adalah manusia biasa,laki-laki yang di pilih oleh Allah swt. Untuk menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikan kepada umatnya, Apabila tidak di iringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu maka ia disebut nabi. Wahyu ialah firman allah swt. Yang diberikan kepada para nabi atau rasul,baik untuk dirinya sendiri atau untuk di sampaikan kepada umatnya. Jadi seorang rasul berarti ia juga sebagai nabi, tetapi tidak setiap nabi rasul.

     Untuk meneladani rasul allah, kita harus mengenal dahulu siapa rasul allah itu(ma'rifah ar-rasul) yang di iringi dengan keyakinan llahiah yang tinggi. tidak mungkin kita meneladani dan mencintai nabi muhammad saw, yang harus kita bayangkan bukan gambaran fisiknya,tetapi keagungan kepribadian dan akhlaknya.


Rabu, 22 Februari 2017

Halal haram

Judul               ; Halal Haram

Pengarang       ; ny. Kholilah marhijanto

Halaman         ; 7-20

Penerbit          "TIGA DUA"surabaya


                  KEUTAMAAN HARAM DAN KEBURUKAN(TERCELANNYA) HARAM

ketahuilah wahaisaudaraku,bahwa didunia ini ada dua hal yang saling bertentangan dalam segala keadaan.Yakin halal dan haram.Sesuatu yang halal itu selalu mengandung fadilah (keutamaan) dan segala sesuatu yang haram itu mengandung ke mudharatan (tercela/buruk). Oleh sebab itu lah maka segala yang haram itu dilarang dan segala yang halal itu dianjurkan. Telah dijelaskan dalam Al-qur'an Surat Al-Baqarah ayat : 51 sebagai berikut.

"makanlah dari makanan yang baik-baik dan laksanakanlah amalan shalih"(Q.S Al-Baqarah ayat ; 51)".

  Orang yang awas dianggap masih belum awas jika ia tak mengetahui dan tak memikirkan segala sesuatu yang masuk kedalam perutnya, demikian dikatakan oleh ibrahim bin adam.

Selanjutnya beliaupun berpendapat bahwa seseorang manusia(hamba) tak akan bisa mencapai hakikat iman sampai ia benar-benar dirinya terdapat empat perkata,yakni :

a. menunaikan fardlu dengan shalat

b. makan sesuatu yang halal dengan wara'

c. menjauhi larangan dari lahir dan batin

d. sabar atas demikian itu sampai akhir ajalnya.


Mengenal aqiqah dan qurban

Judul           ; Mengenah aqiqah dan qurban

Pengarang   ; Sopandi

Halaman      ; 1-5

Penerbit       ; PT. imperial bhakti utama


                                                              IBADAH QURBAN


A. Pengertian qurban


Pengertian qurban adalah menyembelih hewan dengan tujuan untuk beribadah kepada ALLAH SWT pada hari raya idul adha dan hari-hari tasyriq, yaitu tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah, DAn qurban pun disebut udhiyyah.

            "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra nabi adam( Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya,ketika kedua mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah  seorang (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qobil) berkata ;  "Aku pasti membunuhnya. HabilBerkata ; "Sesungguhnya allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa"(Q.S Al-Maidah;27)

B. Hukum dalam qurban

Hukum dalam qurban merupakan sunnah mu'akad. ibadah qurban ini tidak hanya disyariatkan kepada umat islam saja,tetapi umat-umat terdahulu sebelum nabi MUHAMMAD SWT juga diperintahkan untuk berqurban.

8 Kiat meraih rezeki yang berkah

Judul            ; 8 Kiat Meraih Rezeki Yang Berkah

Pengarang    ; H. Muhammad Ridwan,S,Ag

Halaman       ; 5-8

Penerbit        ; Pustaka Madinah


                                                         KAYA DAN MISKIN

Kaya atau Miskin merupakan sunahtullah yang terus ada hingga hari kiamat.hal ini sengaja diciptakan oleh allah swt.sebagai cara untuk menguji hambanya yang kaya,apakah akan mensyukuri nikmat allah,mau berbagi dengan yang masih kekurangan atau justru kufur. Demikian juga yang miskin,apakah akan menikmati nikmat allah,terus berusaha atau kufur dengan meminta kepada Selain-Nya?

    Miskin bukanlah akhir dari proses hidup dan bukan juga nasib yang yang tidak dapat dirubah.banyak orang yang dulunya miskin tetapi kini menjadi kaya.

1.  Rezeki yang sudah dijamin Allah Swt.

2. Rezeki yang masih digantung.

3. Rezeki yang nanti diberikan diakhirat.

        Hidup adalah proses dan melalui beberapa tahapan.Demikian juga dengan rezeki yang kita terima.Mulailah dengan mensyukuri rezeki yang kita terima berapapun besarnya, Niscaya Allah akan menambahnya.Tambahan rezeki tersebut bisa kita peroleh di dunia, atau di dunia dan juga di akhirat.

Allah maha mengetahui kadar kemampuan seseorang dalam mengelola dan memanfaatkan rezeki,maha mengetahui kapan seseorang layak memperoleh rezeki yang banyak. 

Selasa, 21 Februari 2017

tabir hidayah 10 pengalang untuk mengikuti kebenaran

Judul          ; Tabir hidayah 10 pengalang untuk mengikuti kebenaran

Pengaran    ; Fariq Gasim Anuz

Halaman     ; 9-12

Penerbit       ; Pustaka Imam Asy-syafi'i



1.    Kerangannya ilmu dan lemahnya pemahaman tentang kebenaran tersebut



            Kita telah mengetahui,bahwa seorang muslim wajib untuk menuntut ilmu,karena ilmu adalah cahaya,sedangkan kebodohan adalah kegelapan.
dengan ilmu ia dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bhatil.

      Imam ibnul qayyim berkata ; "ada dua jenis tentang kebathilan yang selalu masuk ke dalam haty manusia,yaitu para tentara syahwat yang durjana dan para tentara subhat yang bhatil.siapa saja yang hatinya condong dan tentramkepada syubhat,maka ia menyerapnya sehingga hatinya penuh berisikan syubhat.

         Sedangkan orang-orang yang memiliki ilmu dan keyakinan,dia tidaklah bahkan pandangannya dapat menembus sampai kedalam,sehingga dia mengetahui apa yang ada dibalik pakaiannya,maka dia dapat menyikap hakikatnya.

            Kata-kata yang manis lagi fasih dalam hal syubhat,krdudukannya sama dengan pakaian(sepuhan) berupa perak dan uang dirham palsu,padahal isinya mungkin dari tembaga atau dari jenis lain dibawahnya.

    Orang yang berakal serta cerdas,apabila memperhatikan hal ini secara seksama,dia akan melihat bahwa kebanyakan manusia memegang satu pendapat dan menyampaikan dengan satu ungkapan,dalam kesempatan lain ia membantah pendapat yang lain.Saya sendiri sering melihat hal yang seperti ini dalam buku-buku manusia masya allah.
   
       

Kamis, 16 Februari 2017

Membina keluarga sakinah

Judul ; Membina keluarga sakinah

Pengarang ; Drs.H.mudzakir,mm

Halaman ; 25-28

Penerbit : Departemen agama RI

                                   UPAYA MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH


setelah suami istri memahami hak dan kewajibannya,kedua belah pihak harus melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong kearah tercapainya cita-cita mewujudkan keluarga sakinah.
    Secara singkat dapat di kemukakan di sini beberapa upaya yang dapat ditempuhguna mewujudkan keluarga sakinah.
     Upaya tersebut antara lain ;

     A. Mewujudkan harmonisasi hubungan antara suami-istri.

     B. Membina hubungan antara anggota keluarga dan lingkungan.
   
     C. melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga.
   
     D. Membina kehidupan beragama dalam keluarga.

A. Mewujudkan harmonis antara suami-istri
       Upaya mewujudkan harmonis hubungan suami-istri dapat dicapai antara lain ;

      1. Adanya saling pengertian.

      2. Saling menerima kenyataan.

      3. Saling melakukan penyesuaian diri.

      4. Menumpuk rasa cinta.

      5. Melaksanakan asas musyawarah.

      6. Suka memaafkan.

      7. Berperan serta untuk kemajuan bersama.